Gencatan Senjata Palestina-Israel di Prediksi Akan Berlangsung Pada Pekan Ini

Jakarta Gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, akan terjadi paling cepat Jumat ini, menurut informasi sumber yang mengetahui hal ini.

Sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Barat menyerukan agar kedua pihak bertikai segera melakukan gencatan senjata.

Pejabat Mesir sudah bernegosiasi dengan para pemimpin Hamas dan militer Israel juga sudah berbicara dengan sejumlah pejabat negara Barat. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan gencatan senjata bisa terjadi pekan ini.

Dilansir dari laman the Wall Street Journal, Kamis (20/5), AS, Mesir, dan Qatar serta sejumlah negara Eropa sudah menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para pemimpin Hamas untuk mengakhiri bentrokan senjata yang kian memperburuk kondisi di Gaza, Palestina.

Ada sejumlah mekanisme yang harus dipenuhi dan yang jadi masalah hanya persoalan waktu, kata pejabat AS, seraya mengatakan kelompok militan Palestina lain, Jihad Islam, juga masih belum diketahui sikapnya. Ada kekhawatiran kelompok Jihad Islam bisa memprovokasi situasi meski kedua pihak sudah sepakat gencatan senjata.

Dalam perbincangan telepon dengan Netanyahu kemarin, Biden mengatakan dia "sangat mengharapkan penurunan ketegangan hari ini untuk membuka jalan bagi gencatan senjata," ujar Gedung Putih. Itu adalah perbincangan telepon keempat kalinya dalam sepekan antara kedua pemimpin negara.

Sementara itu pejabat Hamas kemarin mengatakan kepada CNN, gencatan senjata akan terjadi dalam waktu dekat, kemungkinan dalam waktu 24 jam.

Memasuki hari ke-10 konflik terbaru Hamas-Israel, korban tewas di pihak Palestina sudah melebihi 220 orang, termasuk lebih dari 60 orang anak dan 12 warga Israel, termasuk dua anak.

Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) dua hari lalu mengatakan 11 anak Gaza berusia 5-15 tahun sedang menjalani program pemulihan trauma sebelum serangan udara Israel menewaskan mereka semua di rumah masing-masing.

Sekretaris Jenderal NRC Jan Egeland mengungkapkan kemarahannya atas apa yang dia sebut "serangan gila roket dan rudal." Dia menyerukan para politisi dan jenderal Israel serta Hamas dan Jihad Islam bertanggung jawab atas perbuatan ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Mendapatkan Peluang Menang Prabowo Partai Gerindra Membuka Cabang Kantor Baru di Semarang

Pengamat Politik Mengatakan Sandiaga Uno Layak Diperhitungan Dalam Calon Capres 2024

DPD Partai Golkar Sumsel Dukung Penuh Airlangga Maju Jadi Capres 2024